Salah seorang teman saya, Mutia Amsuri Nasution, menjadi
Pengajar Muda – Indonesia Mengajar angkatan III. Beberapa hari yang lalu, saya
menerima kiriman surat dari Said Aqil Al Munawwar, siswa Mutia di SD Soro Afu,
Bima, Nusa Tenggara Barat yang bercerita tentang kehidupannya di Bima.
Surat tersebut mengingatkan saya akan perbedaaan pemahaman
tentang pentingnya pendidikan. Arti pentingnya pendidikan (mungkin) sudah
banyak disadari oleh kita yang tinggal di kota besar, dengan lingkungan yang
mendukung dan akses yang memungkinkan untuk sekolah. Tetapi tidak dengan
penduduk di desa-desa kecil di pelosok Indonesia. Bagi mereka, anak-anak tidak
perlu mengenyam pendidikan sampai ke jenjang yang tinggi, karena toh nantinya
mereka akan menjadi petani atau sekedar menjadi pekerja biasa, meneruskan pekerjaan
orang tua mereka. Kerja untuk
menghasilkan uang agar bisa makan tiga kali sehari lebih berharga ketimbang
bersekolah. Pendapat seperti itu pula
yang pernah saya temukan ketika menjalankan program KKN di sebuah desa di Nusa
Tenggara Timur.
Gerakan Indonesia Mengajar hadir untuk membantu mengatasi
salah satu permasalahan dalam sistem pendidikan kita tersebut. Gerakan yang dipelopori oleh Anies Baswedan
itu mencoba menggerakan anak muda Indonesia untuk turun tangan membantu
membenahi persoalan pendidikan di Indonesia. Lebih lanjut tentang Indonesia
Mengajar : Klik.
Saya menemukan sebuah video inspiratif buatan Edward Suhadi di Vimeo mengenai
Indonesia Mengajar. Video itu memperlihatkan bagaimana perjuangan anak muda
Indonesia yang bersedia ditempatkan di daerah pedalaman Indonesia selama satu
tahun untuk menyebarluaskan semangat belajar.
sangat inspiratif sekali...
salam kunjungan yaa..